Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Selamat malam pengunjung Learnings Blogs, terima kasih masih setia mengunjungi blog yang tergolong masih berumur se-jagung ini, malam ini admin akan share masih seputar materi kuliah lagi mudah-mudahan bisa jadi informasi yang bermanfaat di dunia dan akhirat.
Nama
: Novilia Mustika Sari
NIM : 1384202091
Kelas/Semester : Ic/2
Mata
kuliah : Filsafat Pend. Matematika
“AKSIOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA”
1.
Pengertian
Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang
mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi berasal
dari kata Yunani axion (nilai) dan logos (teori) yang berarti teori tentang
nilai. Permasalahan utama dalam aksiologi mengenai nilai.
Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan
berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam
filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Etika menilai perbuatan
manusia, maka lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek formal etika adalah
norma-norma kesusilaan manusia, dan dapat dikatakan pula bahwa etika
mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik di
dalam suatu kondisi yang normative, yaitu suatu kondisi yang melibatkan
norma-norma. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman
keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di
sekelilingnya.
Ditinjau dari
aspek aksiologi, matematika seperti ilmu-ilmu yang lain, yang sangat banyak
memberikan kontribusi perubahan bagi kehidupan umat manusia di jagat raya nan
fana ini. Segala sesuatu ilmu di dunia ini tidak bisa lepas dari pengaruh
matematika.
Berkaitan dengan hal tersebut
matematika dipandang sebagai ilmu abstrak yang tidak bebas nilai dan
moral,sehingga hasil pemikiran seorang matematikawan bisa bermanfaat bagi
umum.Tidak dapat menerima sesuatu dengan asal-asalan tetapi harus dipikir
secara mendalam dan teliti
2.
Manfaat
Ilmu Pengetahuan
•
mencari tahu
dan menelaah bagaimana cara hidup yang lebih baik dari sebelumnya,
•
menemukan
sesuatu untuk menjawab setiap keingintahuannya,
•
menggunakan
penemuan-penemuan untuk membantu dalam menjalani aktivitas sehari- hari.
·
berkat ilmu
pengetahuan, manusia:
•
menjadi tahu
sesuatu dari yang sebelumnya tidak tahu,
•
dapat
melakukan banyak hal di berbagai aspek kehidupan,
•
menjalani
kehidupan dengan nyaman dan aman,
3.
Untuk apa
belajar Matematika
Ilmu
Matematika diantaranya meliputi aritmatika, geometri, aljabar dan lain lain
sehingga tentu saja banyak manfaat Matematika untuk ilmu pengetahuan lain dan
juga untuk kehidupan, misalnya:
a) Kombinasi (Statistika) bisa
digunakan untuk mengetahui banyaknya formasi tim bola voli yang bisa dibentuk.
b) Aritmatika hampir digunakan setiap
hari, yaitu untuk hitung-menghitung.
c) Geometri bisa digunakan para ahli
sipil karena geometri salah satunya adalah membahas tentang bangun dan
keruangan.
d) Aljabar bisa digunakan untuk
memecahkan masalah bagaimana memperoleh laba sebanyak mungkin dengan biaya
sesedikit mungkin.
e) Mungkin dengan logika Matematika
juga bisa membantu untuk berpikir logis, tapi tentu saja bukan hanya Matematika
saja yang bisa membantu dalam berpikir logis.
Nilai matematika juga dapat kita
lihat dalam:
·
Digunakan
dalam bidang sains dan teknik.
·
Untuk
penelitian masalah tingkah laku manusia.
·
Membantu
manusia dalam berdagang dan bidang perekonomian.
·
Ilmu
matematikan juga digunakan dalam bidang komputer.
·
Membantu
manusia berpikir secara matematis dan logis.
·
Dengan
bilangan, manusia dapat menentukan kuantitas.
4.
Tujuan mempelajari matematika adalah
:
1. Melatih cara berfikir dan benalar
dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi,
eksperimen, menunjukan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonistensi.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang
melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran
divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta
mencoba-coba
3. Mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan
informasi atau memgkomunikasikan gagasan melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik,
peta, dalam menjelaskan gagasan.
5.
Keterkaitan
antara cara penggunaan Ilmu dengan kaidah-kaidah nilai.
ilmu mengembangkan teknologi untuk
mencegah banjir. Bertrand Russell menyebut perkembangan ini sebagi peralihan
ilmu dari tahap kontemplasi ke manipulasi. Dalam tahap manipulasi inilah maka
masalah moral muncul kembali namun dalam kaitan dengan factor lain. Kalau dalam
tahap kontemplasi masalah moral bersangkutan dengan metafisika keilmuan maka
dalam tahap manipulasi ini berkaitan dengan masalah cara penggunaan pengetahuan
ilmiah atau secara filsafat dapat dikatakan, dalam tahap pengmbangan konsep
terdapat masalah moral yang di tinjau dari segi ontology keilmuan sedangkan
dalam tahap pengembangan konsep terdapat masalah moral ditinjau dari segi
aksiologi keilmuan.
Hubungan antara ilmu dengan moral
oleh Jujun S. dikaji secara hati-hati dengan mempertimbangkan tiga dimensi
filosofis ilmu. Pandangan Jujun S. (1996 : 15 – 16) mengenai hal tersebut
adalah sebagai berikut.
a) Untuk mendapatkan pengertian yang
benar mengenai kaitan antara ilmu dan moral maka pembahasan masalah ini harus
didekati dari segi-segi yang lebih terperinci yaitu segi ontologi,
epistemologi, dan aksiologi.
b) Menafsirkan hakikat ilmu dan moral
sebaiknya memperhitungkan faktor sejarah, baik sejarah perkembangan ilmu itu
sendiri, maupun penggunaan ilmu dalam lingkup perjalanan sejarah kemanusiaan.
c) Secara ontologis dalam pemilihan
wujud yang akan dijadikan objek penelaahannya (objek ontologis / objek formal)
ilmu dibimbing oleh kaidah moral yang berazaskan tidak mengubah kodrat manusia,
tidak merendahkan martabat manusia, dan tidak mencampuri masalah kehidupan.
d) Secara epistemologis, upaya ilmiah
tercermin dalam metoda keilmuan yang berporoskan proses
logika-hipotetika-verifikatif dengan kaidah moral yang berazaskan menemukan
kebenaran, yang dilakukan dengan penuh kejujuran, tanpa kepentingan langsung
tertentu dan berdasarkan kekuatan argumentasi .
e) Secara aksiologis ilmu harus
digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia dengan jalan meningkatkan
taraf hidupnya dan dengan memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, dan
keseimbangan / kelestarian alam. Upaya ilmiah ini dilakukan dengan penggunaan
dan pemanfaatan pengetahuan ilmiah secara komunal universal.
6.
Cara
penentuan obyek yang ditelah berdasarkan pilihan-pilihan nilai.
Etika
keilmuan merupakan etika normatik yang merumuskan prinsip-prinsip etis yang
dapat dipertanggungjawabkan secara rasional dan dapat diterapkan dalam ilmu
pengetahuan. Tujuan etika keilmuan adalah agar seorang ilmuan dapat menerapkan
prinsip-prinsip moral, yaitu yang baik dan menghindarkan dari yang buruk
kedalam perilaku keilmuannya, sehingga ia dapat menjadi ilmuan yang
mempertanggungjawabkan keilmuannya.
Dihadapkan
dengan masalah moral dan ekses ilmu dan teknologi yang bersifat merusak, para
ilmuwan terbagi ke dalam dua golongan pendapat, yaitu :
a) Golongan
yang berpendapat bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai baik itu
secara ontologis maupun aksiologi. Dalam hal ini ilmuwan hanyalah menemukan
pengetahuan dan terserah kepada orang lain untuk mempergunakannya, apakah akan
digunakan untuk tujuan yang baik ataukah untuk tujuan yang buruk. Golongan ini
ingin melanjutkan tradisi kenetralan ilmu secara total, seperti pada waktu era
Galileo.
b) Golongan
yang berpendapat bahwa netralisasi ilmu hanyalah terbatas pada metafisika
keilmuwan, sedangkan dalam penggunannya harus berlandaskan nilai-nilai moral.
Golongan ini mendasarkan pendapatnya pada beberapa hal, yakni:
*
Ilmu secara faktual telah dipergunakan secara deskrutif oleh manusia, yang
dibuktikan dengan adanya perang dunia yang mempergunakan teknologi keilmuwan.
*
Ilmu telah berkembang dengan pesat dan makin esoteric hingga kaum ilmuwan lebih
mengetahui tentang ekses-ekses yang mungkin terjadi bila terjadi penyalahgunaan
*
Ilmu telah berkembang sedemikian rupa dimana terdapat kemungkinan bahwa ilmu
dapat mengubah manusia dan kemanusiaan yang paling hakiki seperti pada kasus
revolusi genetika dan teknik pembuatan sosial.
7.
Keterkaitan
metode ilmiah yang digunakan dengan norma-norma nilai.
Kattsoff
(2004: 323) menyatakan bahwa pertanyaan mengenai hakekat nilai dapat dijawab
dengan tiga macam cara yaitu:
•
Subyektivitas yatu
nilai sepenuhnya berhakekat subyektif. Ditinjau dari sudut pandang ini, nilai
merupakan reaksi yang diberikan manusia sebagai pelaku dan keberadaannya
tergantung dari pengalaman.
•
Obyektivisme
logis yaitu nilai merupakan kenyataan ditinjau dari segi ontologi, namun tidak
terdapat dalam ruang dan waktu.Nilai-nilai tersebut merupakan esensi logis
dan dapat diketahui melalui akal. Obyektivisme metafisik yaitu nilai merupakan
unsur obyektif yang menyusun kenyataan.
8.
Dari sini
muncul empat pendekatan etika, yaitu :
•
Teori Nilai intuitif
Teori ini
berpandangan bahwa sukar jika tidak bisa dikatakan mustahil untuk
mendefinisikan suatu perangkat nilai yang absolut. Nilai ditemukan melalui intuisi karena ada tatanan moral yang bersifat
baku
•
Teori nilai rasional (The rational
theory of value)
Nilai tersebut ditemukan sebagai hasil dari penalaran
manusia. Fakta bahwa seseorang melakukan suatu yang benar ketika ia tahu degan
nalarnya bahwa itu benar, sebagai fakta bahwa hanya orang jahat atau lalai yang melakukan sesuatu berlawanan
dengan kehendak atau wahyu tuhan.
•
Teori nilai alamiah (The
naturalistic theory of value)
Nilai menurutnya diciptakan manusia bersama dengan
kebutuhan-kebutuhan dan hasrat-hasrat yang dialaminya. Nilai adalah produk
biososial, artefak manusia, yang diciptakan , dipakai, diuji oleh individu dan
masyarakat untuk melayani tujuan membimbing perilaku manusia. Pendekatan
naturalis mencakup teori nilai instrumental dimana keputusan nilai tidak
absolute tetapi bersifat relative. Nilai secara umum hakikatnya bersifat
subyektif, bergantung pada kondisi manusia.
•
Teori nilai emotif (The emotive
theory of value)
Jika tiga aliran sebelumnya menentukan konsep nilai
dengan status kognitifnya, maka teori ini memandang bahwa konsep moral dan
etika bukanlah keputusan faktual tetapi hanya merupakan ekspresi emosi dan
tingkah laku. Nilai tidak lebih dari suatu opini yang tidak bisa diverifikasi,
sekalipun diakui bahwa penelitian menjadi bagian penting dari tindakan manusia.
9.
Nilai
mempunyai bermacam makna seperti:
§ Nilai
merupakan kualitas empiris yang tidak dapat didefinisikan
Jika
nilai merupakan suatu kualitas obyek atau perbuatan tertentu, maka obyek dan
perbuatan tersebut dapat didefinisikan berdasarkan atas nilai-nilai, tetapi
tidak dapat sebaliknya. Kenyataan bahwa nilai tidak dapat didefinisikan tidak
berarti nilai tidak bisa dipahami.
§ Nilai
sebagai Obyek Suatu Kepentingan
Sikap setuju atau menentang oleh Perry (dalam
Kattsoff, 2004: 329) disebut kepentingan. Perry juga berpendapat bahwa setiap
obyek yang ada dalam kenyataan maupun pikiran, setiap perbuatan yang dilakukan
maupun yang dipikirkan, dapat memperoleh nilai jika berhubungan dengan
subyek-subyek yang mempunyai kepentingan.
§
Teori Pragmatis Mengenai Nilai
Pemberian nilai berkaitan dengan bahan-bahan
faktual yang tersedia dan berdasarkan bahan-bahan tersebut, perbuatan-perbuatan
dan obyek-obyek dapat dihubungkan dengan tujuan-tujuan yang terbayang. Dapat
disimpulkan bahwa pemberian nilai adalah ketentuan-ketentuan penggunaan
berkaitan dengan kegiatan manusia melalui generalisasi-generalisasi ilmiah sebagai
sarana mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.
§
Nilai sebagai Esensi
Apabila nilai sudah sejak semula
terdapat di segenap kenyataan, dapat dikatakan bahwa tidaklah terdapat
perbedaan antara apa yang ada (eksistensi) dengan apa yang seharusnya ada. Yang
sungguh-sungguh ada yaitu apa yang ada kini dengan yang mungkin ada (apa yang
akan ada). Jika nilai bersifat intrinsik, maka nilai apa yang akan ada
merupakan kelanjutan belaka dari apa yang seharusnya ada. Apabila nilai
merupakan ciri intrnsik semua hal yang bereksistensi maka dunia ini merupakan
dunia yang baik, kerena di dalamnya tidak mungkin terdapat keadaan tanpa nilai.
Mungkin Cukup itu yang bisa Admin share untuk pembaca Learning blogs, sampai jumpa di postingan berikutnya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
No comments:
Post a Comment