Breaking

Monday, October 30, 2017

Epistemologi Pendidikan Matematika

Assalamu'alaikum Wr. Wb.



A.  Pengertian Epistemologi
Istilah epistemologi di dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah “Theory of knowledge”. Epistemologi berasal dari kata Yunani “episteme” dan “logos”. Episteme berarti pengetahuan dan logos berarti teori.
Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya (validitasnya) pengetahuan. Epistemologi membahas tentang bagaimana metode seorang manusia mendapatkan pengetahuan. Epistemologi berkaitan dengan pertanyaan “bagaimana/mengapa”.

B.  Ruang Lingkup Epistemologi
M.Arifin merinci ruang lingkup epistemologi, meliputi hakekat, sumber dan validitas pengetahuan. Mudlor Achmad merinci menjadi enam aspek, yaitu hakikat, unsur, macam, tumpuan, batas, dan sasaran pengetahuan.
Bahkan, A.M Saefuddin menyebutkan, bahwa epistemologi mencakup pertanyaan yang harus dijawab, apakah ilmu itu, dari mana asalnya, apa sumbernya, apa hakikatnya, bagaimana membangun ilmu yang tepat dan benar, apa kebenaran itu, mungkinkah kita mencapai ilmu yang benar, apa yang dapat kita ketahui, dan sampai dimanakah batasannya.
Semua pertanyaan itu dapat diringkat menjadi dua masalah pokok: masalah sumber ilmu dan masalah benarnya ilmu.

C.  Obyek dan Tujuan Epistemologi
Objek epistemologi ini menurut Jujun S.Suriasumatri berupa “segenap proses yang terlibat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan.”
Proses untuk memperoleh pengetahuan inilah yang menjadi sasaran teori pengetahuan dan sekaligus berfungsi mengantarkan tercapainya tujuan, sebab sasaran itu merupakan suatu tahap pengantara yang harus dilalui dalam mewujudkan tujuan. Tanpa suatu sasaran, mustahil tujuan bisa terealisir, sebaliknya tanpa suatu tujuan, maka sasaran menjadi tidak terarah sama sekali.
Jacques Martain mengatakan: “Tujuan epistemologi bukanlah hal yang utama untuk menjawab pertanyaan, apakah saya dapat tahu, tetapi untuk menemukan syarat-syarat yang memungkinkan saya dapat tahu”. Hal ini menunjukkan, bahwa epistemologi bukan untuk memperoleh pengetahuan meskipun keadaan ini tak bisa dihindari, akan tetapi yang menjadi pusat perhatian dari tujuan epistemologi adalah lebih penting dari itu, yaitu ingin memiliki potensi untuk memperoleh pengetahuan.

D.  Aliran-Aliran Dalam Epistemologi
1.    Empirisme
Empirisme menganggap pengalaman pengalaman sebagai sumber utama dalam pengetahuan. Maksud dalam pengalaman disini ialah pengalaman lahir yang menyangkut dunia maupun pengalaman batin yang menyangkut pribadi manusia saja.
2.    Rasionalisme
Rasionalisme adalah aliran filsafat yang menganggap bahwa ukuran kebenaran bukanlah penginderaan akan tetapi intelek dan secara deduktif.
3.    Intuisionisme
Secara umum yaitu suatu filsafat yang menganggap intuisi sebagai dasar atau sumber pengetahuan atau sekurang kurangnya sebagai pengetahuan filsafat.
4.    Sensasionalisme
Secara etimologi, sensasionalisme berasal dari kata Latin sensation yaitu merasa atau mencerap. Aliran ini merupakan salah satu bentuk dari empirisme yang menegaskan bahwa semua pengetahuan pada akhirnya diperoleh dengan cara sensasi sensasi.
5.    Positivisme
Menurut Comte, perkembangan pikiran manusia terdiri dari tiga tahap. Pertama tahap teologis atau fiktif. Dalam tahap ini manusia selalu berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan akhir segala sesuatu yang ada. Kedua tahap metafisik atau abstrak. Metafisika merupakan pengetahuan puncak pada masa ini. Ketiga tahap positif atau ilmiah. Dalam tahap ini pengetahuan manusia berdasarkan atas fakta fakta. Berdasarkan pengamatan dan dengan penggunaan akalnya manusia dapat menentukan hubungan hubungan persamaan dan akal urutan yang terdapat pada fakta fakta. Tahap positif merupakan tahap dimana jiwa manusia sampai pada pengatahuan yang tidak lagi abstrak, tetapi pasti,jelas dan bermanfaat.
6.    Skeptisisme
Pengetahuan yang berasal dari sikap keragu raguan yaitu keragu raguan terhadap induksi.
7.    Agnotisisme
Agnotisisme yaitu teori pengetahuan yang menegaskan bahwa manusia tidak mungkin memperoleh pengetahuan mengenai sesuatu pokok persoalan tertentu.
8.    Subjektivisme
Subjektivisme  yaitu pembatasan pengetahuan pada subjek yang mengetahui  yang mencakup kedaan pengindraan, perasaan dan kehendak. Kenyataan yang di luar diri subyek dapat disimpulkan dari keadaan subyektif.
9.    Objektivisme
Objektivisme  yaitu aliran filsafat yang berpendirian bahwa segala sesuatu yang dipahami itu tidak tergantung pada orang yang memahami
10.     Fenomenalisme
Fenomenalisme yaitu aliran yang menganggap pengetahuan terbatas pada fenomena. Fenomena ini mencakup (a) fenomena fisik atau totalitas obyek obyek dari persepsi yang nyata atau yang mungkin, (b) obyek obyek intropeksi. Ada dua anggapan dari fenomenalisme, yaitu (1) mengingkari adanya kenyataan dibalik gejala gejala,(2) mengakui kenyataan dalam benda itu sendiri akan tetapi mengingkari dapatnya diketahui.
11. Pragmatisme
Menurut C. S. Piece, aliran ini mengajarkan bahwa yang penting ialah pengaruh apa yang dilakukan sebuah ide dalam suatu rencana tindakan. Tidak dipersoalkan apa hakikat ide itu. Pengetahuan yang dimiliki manusia tidak lain dari gambaran yang diperoleh mengenai akibat yang akan dapt disaksikan.
12. Saintisme
Saintisme adalah aliran pandangan yang menganggap ilmu sebagai satu satunya jalan bagi pengetahuan manusia. Istilah saintisme dapat diartikan sebagai pandangan yang mengagungkan ilmu.

E.  Landasan Epistemologi
Landasan epistemologi ilmu disebut metode ilmiah; yaitu cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi, ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah.
Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indera, dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, di antaranya adalah:
1.    Metode Induktif
Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyatan hasil observasi yang disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum.
2.    Metode Deduktif
Deduksi ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut dalam suatu pernyataan yang runtut. Hal-hal yang harus ada dalam metode deduktif ialah adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri.
3.    Metode Potivisme
Metode ini dikeluarkan oleh August Comte (1798-1857). Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual, yang positif. Ia mengenyampingkan segala uraian/persoalan di luar yang ada sebagai fakta. Oleh karena itu, ia menolak metafisika. Apa yang diketahui secara positif, adalah segala yang tampak dan segala gejala. Dengan demikian metode ini dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan dibatasi kepada bidang gejala-gejala saja.
4.    Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda harusnya dikembangkan sutu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi. Pengetahuan yang diperoleh lewat intuisi ini bisa diperoleh dengan cara berkontemplasi
5.    Metode Dialektif
Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya jawab untuk mencapai kejernihan filsafat. Metode ini diajarkan oleh Socrates. Namun Plato mengartikannya diskusi logika. Kini dialektika berarti tahap logika, yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga analisis sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam pandangan.

F.   Epistemologi Pendidikan Matematika
Kajian epistemologi matematika adalah sekelompok pertanyaan mengenai apakah matematika itu, termasuk jenis pengetahuan apa, bagaimana ciri-cirinya, serta lingkupan dan pembagian pengetahuan matematika. Demikian pula persoalan tentang kebenaran matematika seperti misalnya sifat alaminya dan macamnya. Jadi, matematika jika ditinjau dari aspek epistemologi, matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif.

Nama : Siswo Hadi P
NIM   : 1384202097
Kelas :1C

1 comment:

Popular Posts