Breaking

Tuesday, April 19, 2016

Persoalan-Persoalan Pokok dalam Pengembangan Pendidikan Matematika

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Kali ini saya ingin share materi kuliah di pendidikan matematika, di paper ini di tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah yang saya ampu, dan untuk penulis sudah di sertakan dalam paper berikut:

NAMA            : Ainudin Romadon
NIM                : 1384202072
TK/S/KLS       : I / II / C

Persoalan-Persoalan pokok dalam Pengembangan Pendidikan Matematika

            Lemahnya pendidikan matematika di Indonesia merupakan akibat tidak diajarkannya filsafat atau latar belakang ilmu Matematika. Dampaknya, peserta didik pandai mengerjakan soal, tetapi tidak bisa memberikan makna dari soal itu. Matematika hanya diartikan sebagai sebuah persoalan hitung-hitungan yang siap untuk diselesaikan atau dicari jawabannya. Peserta didik lebih diposisikan hanya sebagai pengguna ilmu.
            Terhadap kelemahan itu, perlu ada perubahan paradigma dan cara pandang baru tentang bagaimana unsur-unsur filsafat itu bisa diberikan kepada peserta didik dan tidak melakukan perubahan terhadap kurikulum matematika yang sudah ada, ini ditujukan kepada pendidik agar apa yang diberikan kepada para peserta didiknya harus dilengkapi dengan berbagai penjelasan dan latar belakang terhadap sebuah rumus yang telah diyakininya itu, sebagai sebuah pengetahuan filsafat.
Dunia pendidikan Matematika inovatif  kontemporer ada dua cara:
1.      Intensif yaitu merupakan pendidikan Matematika dimana dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika, peserta didik dituntut untuk menggunakan kemampuan dan pikirannya secara dalam sedalam- dalamnya untuk menerapkan konsep- konsep yang ada dalam matematika untuk digunakan secara maksimal oleh dirinya sendiri.
2.      Ekstensif yaitu suatu dunia pendidikan dimana dalam pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar Matematika, pendidik dan peserta didik harus berperan aktif dalam menggunakan kemampuan dan pemikirannya secara luas seluas-luasnya untuk memanfaatkan dan menerapkan konsep- konsep yang ada dalam Matematika untuk direalisasikan dalam kehidupan sehari- hari dan kehidupan sosial bermasyarakat.

v  Solusi permasalahan pokok dalam pendidikan Matematika
     Dalam pelaksanaan mengajar di sekolah, guru mempunyai peranan yang sangat besar demi tercapainya proses belajar yang baik. Sehubungan dengan peranan ini, seorang guru dituntut harus mempunyai kompetensi yang memadai dalam hal pengajaran di sekolah. Kurangnya kompetensi guru dapat menyebabkan pelaksanaan mengajar menjadi kurang efektif yang mengakibatkan siswa tidak senang dengan pelajaran sehingga siswa dapat mengalami berbagai kesulitan belajar dan pada akhirnya hasil belajar menurun.
     Ada satu pendekatan yang disebut pendekatan TIA(Triarchic Instruction and Assesment) dimana pendekatan ini mempunyai tujuan khusus yaitu untuk mengembangkan kemampuan berpikir analitis, kreatif dan praktis. Menurut Sternberg(2010) menyatakan bahwa “Riset menunjukkan bahkan seandainya tujuan guru semata-mata mengasah ingatan akan pengetahuan faktual, ia akan mendapatkan hasil-hasil yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan TIA daripada dengan mengasah ingatan secara langsung”. Akan tetapi pada program pendidikan tampaknya mengembangkan kecerdasan satu pola saja, yaitu kecerdasan analitis dan bahkan mengabaikan dua pola lainnya, yaitu kecerdasan kreatif dan praktis yang sangat penting untuk menjalani kehidupan dengan sukses. Sternberg(2010) telah menengarai kemampuan berpikir analitis, kreatif dan praktis sebagai penyusun kecerdasan sukses dan telah disadari bahwa orang-orang sukses menggunakan ketiga kemampuan tersebut untuk meraih kesuksesan.
1.        Mengajarkan Berpikir Analitis
Sternberg, Grigorenko (2010) mengatakan bahwa “Kecerdasan analitis merupakan komponen pertama dalam kecerdasan sukses. Hal ini meliputi pengarahan secara sadar atas proses mental untuk menemukan solusi yang masuk akal atas suatu permasalahan”.
Tujuan dari kecerdasan berpikir analitis adalah perpindahan dari suatu masalah menuju suatu solusi.
2.        Mengajarkan Berpikir Kreatif
Kreativitas merupakan suatu keputusan. Orang-orang yang kreatif adalah seperti investor yang baik: mereka membeli saat harga rendah dan menjualnya dengan harga tinggi. Namun, perbedaannya pada tempatnya. Para Investor melakukan hal itu di dunia keuangan tetapi orang-orang kreatif  melakukannya di dunia ide-ide.
Strategi-strategi untuk berpikir kreatif yang diciptakan oleh Sternberg, Grigorenko (2010)  diantaranya:
a)      Mendefinisikan kembali masalah
Penerapan: pendidik dapat mendorong peserta didik untuk menemukan suatu pertanyaan yang berbeda dalam menanyakan masalah matematika yang dihadapinya.
b)      Mempertanyakan dan menganalisis asumsi-asumsi
Penerapan: Pendidik dapat mendorong peserta didik untuk mempertimbangkan.
c)      Menjual ide-ide kreatif
Penerapan: Pendidik dapat mendorong peserta didik untuk meyakinkan teman kelas bahwa metode-metode pemecahan masalah matematika yang mereka ajukan adalah betul.
d)      Membangkitkan ide-ide
Penerapan: Pendidik dapat meminta kepada peserta didik membuat soal matematika dalam bentuk soal cerita.
e)      Mengenali dua sisi pengetahuan
Penerapan: Pendidik dapat mendorong peserta didik untuk mempertimbangkan suatu cara pemecahan soal matematika yang selalu mereka gunakan lalu mencobanya dengan cara yang lain.
f)        Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan
Penerapan: Pendidik dapat meminta peserta didik untuk membandingkan metode baru dalam menyelesaikan masalah perkalian dengan metode umum, dan  menyempurnakan metode baru tersebut sehingga dengan metode itu lebih efisien dibanding dengan metode umum.
g)      Mengambil risiko-risiko dengan bijak
Penerapan: Pendidik dapat mendorong peserta didik untuk mencoba memecahkan pembuktian luas daerah segitiga yang sulit.
h)      Menoleransi ambiguitas
Penerapan: Pendidik dapat menanyakan kepada peserta didik untuk tetap mencoba memecahkan masalah yang sampai saat ini belum terpecahkan keseluruhannya.
i)        Membangun keandalan-diri
Penerapan: Pendidik dapat mendorong peserta didik meluangkan waktu untuk memecahkan soal keliling dan luas daerah segitiga yang cukup sulit.
j)        Menemukan minat sejati
Penerapan: Pendidik dapat mendorong peserta didik untuk memahami penggunaan matematika dalam olahraga.
k)      Menunda kepuasan
Penerapan: Pendidik dapat mengingatkan peserta didik untuk menyelesaikan soal keliling dan luas daerah segitiga yang demikian rumit.
l)        Membuat model kreativitas
Penerapan: Pendidik dapat menyuruh peserta didik menulis soal matematika berdasarkan olahraga yang menarik perhatian mereka.
Adapun ciri-ciri kreatif sebagai berikut:
a)      Berpikir lancar dengan mengajukan banyak pertanyaan, jawaban dan gagasan;
b)      berpikir luwes dengan menghasilkan gagasan atau jawaban atau pertanyaan yang variatif, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda;
c)      berpikir orisinal dengan mampu melahirkan ungkapan, gagasan baru yang unik, tidak lazim dipikirkan orang;
d)      mengevaluasi dengan menentukan patokan penilaian sendiri, mampu mengambil keputusan pada situasi yang terbuka, bersikap kritis;
e)      kritis dengan selalu terdorong untuk mengetahui segala hal;
f)        imajinatif dengan membayangkan berbagai hal yang belum pernah terjadi;
g)      tertantang oleh kemajemukan dengan tertarik pada situasi dan masalah yang rumit;
h)      berani mengambil resiko dengan berani mengemukakan jawaban atau gagasan, meskipun belum tentu benar atau diterima, tidak takut gagal, tidak terikat pada hal yang berstruktur/konvensional;
i)   sifat menghargai dengan menghargai kritik, bimbingan orang lain, maupun kemampuan dan bakatnya sendiri;
j)    mengelaborasi dengan memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, menambah atau merinci detail-detail suatu objek, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

3.        Mengajarkan Berpikir Praktis
Sternberg, Grigorenko(2010) mengatakan bahwa hampir tiap orang mengetahui bahwa para pemikir yang baik itu seringkali membuat berbagai kesalahan dan gagal melaksanakan tugasnya. Pemikiran bagus mereka seolah-olah sia-sia ketika mereka berkonfrontasi dengan masalah praktis, masalah-masalah dunia  nyata.
Daftar penghalang berpikir praktis, sebagai berikut:
a)      Kurangnya motivasi
b)      Kurangnya pengendalian nafsu
c)      Kurangnya ketekunan atau ketekunan yang berlebih-lebihan
d)      Menggunakan kemampuan yang salah
e)      Ketidakmampuan menerjemahkan pikiran kedalam tindakan
f)        Kurangnya orientasi pada produk
g)      Ketidakmampuan menyelesaikan tugas dan melanjutkannya
h)      Kegagalan mengawali proyek
i)        Takut gagal
j)        Menunda-nunda atau menangguh-nangguhkan
k)      Kekeliruan dalam menemukan penyebab masalah
l)        Terlalu mengasihani diri
m)    Ketergantungan yang berlebih-lebihan
n)      Berkutat dalam kesulitan-kesulitan pribadi
o)      Kekacauan pikiran dan lemahnya konsentrasi pikiran
p)      Terlalu sedikit atau terlalu lebar dalam membuka diri
q)      Ketidakmampuan atau keengganan untuk melihat masalah dalam perspektif yang lebih luas atau menyeluruh
r)       Kurangnya keseimbangan antara berpikir analitis, kreatif dan praktis.
s)       Rasa percaya diri yang terlalu kecil atau besar.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


Tags: Makalah, Materi Kuliah, Fisafat Pedidikan Matematika

No comments:

Post a Comment

Popular Posts