Assalamu'alaikum Wr. Wb.
selamat sore sobat pembaca Learnings Blogs, sudah berapa halaman kah kalian membaca hari ini?hehe ok lah kali ini saya akan membagikan tentang karateristik pendidikan matematika. silahkan dibaca dibawah ini:
A.
Pendidikan
Pengertian maha luas dari pendidikan
adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan
sepanjang hidup dan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi
pertumbuhan hidup.
Definisi sempit dari pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan
disekolah sebagai lembaga pendidikan formal, sementara dari definisi luas
terbatasnya pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar manusia (keluarga,
masyarakat, dan pemerintah) yang di wujudkan melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan.
B.
Hakikat Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa Yunani Kuno μάθημα
(máthēma), yang berarti pengkajian atau pembelajaran ilmu
yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi pengkajian
matematika. Kata sifatnya adalah μαθηματικός (mathēmatikós), yang
berkaitan dengan pengkajian, atau tekun belajar, yang lebih
jauhnya berarti matematis. Secara khusus,μαθηματικὴτÎχνη (mathÄ“matikḗ tékhnÄ“), di dalam bahasa Latin ars
mathematica, berarti seni matematika.
Albert Einstein menyatakan bahwa,"Sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada
kenyataan, maka mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak
merujuk kepada kenyataan.“
Jadi dapat disimpulkan bahwa matematika
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang serupa dengan fisika atau biologi namun
bukan keduanya, matematika merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan
diwujudkan dalam bentuk noktah atau simbol-simbol konkret. Ilmu pengetahuan
yang penjabarannya bersifat hipotesis-deduktif.
C.
Pendidikan Matematika
Secara umum
pandidikan matematika memiliki tujuan yang harus ditekankan yang meliputi :
a.
Kemampuan yang berkaitan dengan
matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran
lain ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata.
b. Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi.
c. Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat
dialihgunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis,
berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam
memandang dan menyelesaikan suatu masalah.
D.
Karakteristik Pendidikan Matematika
Secara
umum karakteristik
matematika adalah:
1.
Memiliki
objek kajian yang abstrak.
2.
Mengacu
pada kesepakatan.
3.
Berpola
pikir deduktif.
4.
Konsisten
dalam sistemnya.
5.
Memiliki
simbol yang kosong dari arti.
6.
Memperhatikan
semesta pembicaraan.
Berikut akan dijelaskan secara rinci satu
persatu mengenai karakteristik pendidikan matematika :
1. Memiliki objek kajian yang bersifat abstrak
Objek matematika adalah objek mental
atau pikiran. Oleh karena itu bersifat abstrak. Objek kajian matematika yang
dipelajari di sekolah adalah fakta, konsep, operasi (skill), dan
prinsip.
Fakta adalah sebarang permufakatan atau kesepakatan atau konvensi dalam
matematika. Fakta matematika meliputi istilah (nama) dan simbol atau notasi
atau lambang.
Contoh: 2 adalah simbol
untuk bilangan dua. 2< 3 adalah gabungan simbol dalam mengungkapkan fakta
bahwa dua lebih kecil dari 3 atau dua lebih sedikit dari 3. Pernyataan bahwa 1
km= 1000 m adalah salah satu kesepakatan dalam matematika. Kesepakatan lain
misalnya pada garis bilangan, yaitu sebelah kanan adalah bilangan positif,
sebelah kiri 0 adalah bilangan negatif.
Konsep adalah ide (abstrak) yang dapat digunakan atau memungkinkan seseorang
untuk mengelompokkan atau menggolongkan suatu objek, sehingga objek itu
termasuk contoh konsep atau bukan konsep. Suatu konsep dipelajari melalui
definisi. Definisi adalah suatu ungkapan yang membatasi konsep. Melalui
definisi orang dapat menggambarkan, atau mengilustrasikan, atau membuat skema,
atau membuat simbol dari konsep itu.
Contoh: Konsep
lingkaran didefinisikan sebagai kumpulan titik-titik pada bidang datar yang
berjarak sama terhadap titik tertentu. Selanjutnya disepakati bahwa titik
tertentu itu disebut titik pusat lingkaran. Dengan definisi lingkaran itu
selanjutnya orang dapat, membuat sketsa lingkaran, menggambar bentuk lingkaran.
Beberapa konsep merupakan pengertian dasar yang dapat ditangkap secara alami
(tanpa didefinisikan). Contoh: konsep himpunan. Beberapa konsep lain
diturunkan dari konsep-konsep yang mendahuluinya, sehingga berjenjang. Konsep
yang diturunkan tadi memperoleh elemen dikatakan berjenjang lebih tinggi
daripada konsep yang mendahuluinya. Contoh
: konsep relasi –fungsi – korespondensi satu-satu.
Operasi adalah aturan pengerjaan (hitung, aljabar, matematika, dll.), untuk
tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui. Operasi yang dipelajari
siswa SD adalah operasi hitung.
Contoh: Pada 2 + 5 = 7,
fakta 2+5 adalah operasi tambah untuk memperoleh 7 dari bilangan 2 dan 5 yang
diketahui. Elemen yang dihasilkan dari suatu operasi disebut hasil operasi.
Pada contoh, 7 adalah hasil operasi. Elemen hasil operasi dan yang dioperasikan
dapat mempunyai semesta sama atau
berbeda. Pada contoh, bilangan yang dioperasikan dan hasil operasi
mempunyai semesta sama yaitu himpunan bilangan bulat. Operasi uner adalah
operasi terhadap satu elemen yang diketahui. Contoh: operasi pangkat. Operasi
biner adalah operasi terhadap dua elemen yang diketahui.5 Contoh: operasi penjumlahan, perkalian. Operasi sering pula disebut
skill. Skill adalah keterampilan dalam matematika berupa
kemampuan pengerjaan (operasi) dan melakukan prosedur yang harus dikuasai oleh
siswa dengan kecepatan dan ketepatan yang tinggi. Beberapa keterampilan
ditentukan oleh seperangkat aturan atau instruksi atau prosedur yang berurutan,
yang disebut algoritma, misalnya prosedur menyelesaikan penjumlahan pecahan
berbeda penyebut.
Prinsip adalah hubungan antara berberapa objek dasar matematika sehingga terdiri
dari beberapa fakta, konsep dan dikaitkan dengan suatu operasi. Prinsip dapat
berupa aksioma, teorema atau dalil, sifat, dll.
Contoh: Pernyataan
bahwa luas persegi panjang adalah hasil kali dari panjang dan lebarnya
merupakan prinsip. Pernyataan bahwa persegi panjang mempunyai 4 sudut
siku-siku, sepasang-sepasang sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang
merupakan sifat persegi panjang yang tergolong prinsip.
2. Mengacu pada kesepakatan
Fakta matematika meliputi istilah (nama) dan simbol atau notasi atau
lambang. Fakta merupakan kesepakatan atau permufakatan atau konvensi. Kesepakatan
itu menjadikan pembahasan matematika mudah dikomunikasikan. Pembahasan
matematika bertumpu pada kesepakatankesepakatan.
Contoh: Lambang
bilangan 1, 2, 3, ... adalah salah satu bentuk kesepakatan dalam matematika.
Lambang bilangan itu menjadi acuan pada pembahasan matematika yang relevan.
3. Mempunyai pola pikir deduktif
Matematika mempunyai pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif didasarkan
pada urutan kronologis dari pengertian pangkal, aksioma (postulat), definisi,
sifat-sifat, dalil-dalil (rumus-rumus) dan penerapannya dalam matematika
sendiri atau dalam bidang lain dan kehidupan sehari-hari. Pola pikir deduktif
adalah pola pikir yang didasarkan pada hal yang bersifat umum dan diterapkan
pada hal yang bersifat khusus, atau pola pikir yang didasarkan pada suatu
pernyataan yang sebelumnya telah diakui kebenarannya.
Contoh : Bila seorang
siswa telah belajar konsep persegi kemudian ia dibawa ke suatu tempat atau
situasi (baru) dan ia mengidentifikasi benda-benda di sekitarnya yang berbentuk
persegi maka berarti siswa itu telah menerapkan pola pikir deduktif
(sederhana). Pernyataan-pernyataan dalam matematika diperoleh melalui pola
pikir deduktif, artinya kebenaran suatu pernyataan dalam matematika harus
didasarkan pada pernyataan matematika sebelumnya yang telah diakui
kebenarannya. Suatu pernyataan dalam matematika kadangkala diperoleh melalui
pola pikir induktif. Agar kebenaran pernyataan yang diperoleh secara induktif
itu dapat diterima maka harus dibuktikan terlebih dahulu dengan induksi
matematika (dipelajari di SMA dan Perguruan Tinggi).
4. Konsisten dalam sistemnya
Matematika memiliki berbagai macam
sistem. Sistem dibentuk dari prinsip-prinsip matematika. Tiap sistem dapat
saling berkaitan namun dapat pula dipandang lepas (tidak berkaitan). Sistem
yang dipandang lepas misalnya sistem yang terdapat dalam Aljabar dan sistem
yang terdapat dalam Geometri. Di dalam geometri sendiri terdapat sistem-sistem
yang lebih kecil atau sempit dan antar sistem saling berkaitan. Dalam suatu
sistem matematika berlaku hukum konsistensi atau ketaatazasan, artinya tidak
boleh terjadi kontradiksi di dalamnya. Konsistensi ini mencakup dalam hal makna
maupun nilai kebenarannya.
Contoh: Bila kita mendefinisikan konsep trapesium
sebagai ‟segiempat yang tepat sepasang sisinya
sejajar‟ maka kita tidak boleh menyatakan bahwa jajaran
genjang termasuk trapesium. Mengapa? Karena jajaran genjang mempunyai dua
pasang sisi sejajar.
5. Memiliki
simbol yang kosong dari arti
Matematika memiliki banyak simbol.
Rangkaian simbol-simbol dapat membentuk kalimat matematika yang dinamai model
matematika. Secara umum simbol dan model matematika sebenarnya kosong dari arti,
artinya suatu simbol atau model matematika tidak ada artinya bila tidak
dikaitkan dengan konteks tertentu.
Contoh: Simbol x tidak ada artinya. Bila kemudian
kita menyatakan bahwa x adalah bilangan bulat, maka x menjadi bermakna, artinya
x mewakili suatu bilangan bulat. Pada model matematika x + y = 40, x dan y
tidak berarti, kecuali bila kemudian dinyatakan konteks dari model itu.,
misalnya: x dan y mewakili panjang suatu sisi bangun datar tertentu atau x dan
y mewakili banyaknya barang jenis I dan II yang dijual di suatu toko.
Kekosongan arti dari simbol-simbol dan model-model matematika merupakan ‟kekuatan‟ matematika, karena dengan
hal itu matematika dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan.
6. Memperhatikan semesta pembicaraan
Karena simbol-simbol dan
model-model matematika kosong dari arti, dan akan bermakna bila dikaitkan
dengan konteks tertentu maka perlu adanya lingkup atau semesta dari konteks
yang dibicarakan. Lingkup atau semesta dari konteks yang dibicarakan sering
diistilahkan dengan nama semesta pembicaraan. Ada-tidaknya dan benar-salahnya
penyelesaian permasalahan dalam matematika dikaitkan dengan semesta
pembicaraan.
Contoh: Bila dijumpai model
matematika 4x= 10, kemudian akan dicari nilai x, maka penyelesaiannya
tergantung pada semesta pembicaraan. Bila semesta pembicaraannya himpunan
bilangan bulat maka tidak ada penyelesaiannya. Mengapa? Karena tidak ada
bilangan bulat yang bila dikalikan 4 hasilnya 10. Bila semesta pembicaraannya
bilangan rasional maka penyelesaian dari permasalahan adalah x = 10 : 4 = 2,5.akhir kata dari saya wassalamu'alaikum wr. wb.
No comments:
Post a Comment