Breaking

Monday, November 6, 2017

Artikel Ilmiah - IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI

Assalamualaikum Wr. Wb.

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
            Di era modern ini, pendidikan pembentukan karakter masih lemah. Kondisi ini terlihat dengan adanya kejadian-kejadian anarkis seperti tawuran massal, demo dengan kerusuhan maupun kebut-kebutan dengan merusak fasilitas umum. Tindakan tersebut dilakukan oleh pelajar tingkat SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi. Untuk megatasi masalah tersebut, diperlukan pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini, termuat dalam Undang-Undang  No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ditegaskan pula bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepasa Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tersirat dalam tujuan pendidikan nasional tersebut bahwa melalui pendidikan hendaknya diwujudkan kecerdasan spiritual, emosional, sosial, intelektual maupun kecerdasan kinestetika. Pendidikan nasional mempunyai tujuan mulia terhadap peserta didik yakni membangun pribadi yang memiliki ilmu pengetahuan, meningkatkan kemampuan teknis,mengembangkan kepribadian kokoh dan membentuk karakter yang kuat.
            Dalam satuan pendidikan tinggi, pendidikan karakter telah tertuang dalm PP No.17 Tahun 2010 pasal 24 ayat 2 yang menyatakan bahwa pendidkan tinggi antara lain bertujuan: “ Membentuk insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,  dan kepribadian luhur, sehat, berilmu dan cakap; kritis, kreatif, inovatif, mandiri,percaya diri dan berjiwa wirausaha serta toleran, peka sosial, dan lingkunan demokratis serta bertanggung jawab.” Dengan demikian, satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi sepenuhnya terikat dan harus merujuk pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang mengandung visi dan misi pendidikan karakter. Oleh karena itu, setiap Perguruan Tinggi merupakan salah satu situs pendidikan yang harus menerapkan pendidikan karakter sebagai upaya mewujudkan pembangunan karakter bangsa terutama bagi mahasiswa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:  Bagaimana implementasi pendidikan karaker di Perguruan Tinggi dalam tiga pilar Tridharma Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat?
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah  di atas dapat dirumuskan tujuan penulisan sebagai berikut  untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter pada pilar Tridarma perguruan tinggi  yang mencakup pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Perguruan Tinggi.
Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan diatas dapat dirumuskan manfaat penulisan yaitu agar penerapan pilar Tridarma Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat berlandaskan pada pendidikan karakter.

BAB 2
METODE PENULISAN

Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu mengumpulkan data-data yang sifatnya kualitatif.  Pendekatan penulisan Argumentasi, adalah jenis tulisan yang berisi ide atau gagasan yang dilengkapi dengan bukti-bukti kesaksian yang dijalin menurut proses penalaran yang kritis dan logis, dengan tujuan mempengaruhi atau meyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuannya
Sumber penulisan yang digunakan dalam membuat Artikel Ilmiah ini yaitu menggunakan studi pustaka dan mencari di internet.  Artikel ilmiah ini ditujukan untuk  mahasiswa dan dosen di Perguruan Tinggi.
Penulisan artikel ilmiah ini dilakukan mulai tanggal 15 Januari 2014. Menggunakan media internet, dan tahap penulisannya menggunakan Microsoft Word. Menulis merupakan kegiatan yang perlu perencanaan untuk melakukannya berarti, menulis terdiri dari beberapa tahapan yakni: tahap pertama, prapenulisan Tahap prapenulisan dapat diartikan tahap persiapan atau perencanaan, dengan memilih topik, memilih judul, tujuan penulisan, mengumpulkan bahan tulisan, dan membuat kerangka karangan. Tahap kedua penulisan, setelah semua pada tahap prapenulisan terlaksana, saatnya mengembangkan gagasan dalam kalimat, paragraf, bagian tubuh atau bab. Tahap ketiga yaitu tahap revisi atau penyuntingan, kegiatan yang dilakukan adalah membaca dan menilai kembali tulisan yang telah dibuat, bila ada kesalahan, tulisan tersebut dapat diperbaiki,  diubah, atau bahkan bila perlu diperluas lagi
           Setelah tulisan dihasilkan, dilakukan tahap terakhir yakni tahap revisi. Dalam tahap revisi, kegiatan yang dilakukan adalah membaca dan menilai kembali tulisan yang telah dibuat. Bila ada kesalahan, tulisan tersebut dapat diperbaiki,  diubah, atau bahkan bila perlu diperluas lagi.
           Pendekatan penulisan Argumentasi, adalah jenis tulisan yang berisi ide atau gagasan yang dilengkapi dengan bukti-bukti kesaksian yang dijalin menurut proses penalaran yang kritis dan logis, dengan tujuan mempengaruhi atau meyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuannya




BAB 3
PEMBAHASAN

Pengertian Pendidikan Karakter
            Pendidikan karakter terdiri dari dari dua kata yakni pendidikan dan karakter. Menurut pasal 1 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan uraian diatas maka pendidikan hendak mewujudkan peserta didik yang secara utuh memiliki berbagai kecerdasan seperti kecerdasan spritual, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan intelektual maupun kecerdasan kinestetika.
            Sedangakan karakter berasal bahasa Yunani charaseein yang berarti to engrave(Ryan dan Bohlin,1999 : 5). Arti to engrave yakni mengukir, melukis, memahat atau menggoreskan ( Echols dan Shadily, 1987 :214). Berdasarkan arti kata tesebut, karakter berarti mengukir, melukis, memahat maupun menggerskan sesuatu secara kasat mata (abstrak). Kegiatan tersebut terjadi pada dirinya sendiri dan dilakukan oleh orang – orang yang profesional dalam bidangnya. Menurut Kebijakan Nasional Pembangunan Karaker Bangsa(2010:7), karakter diartikan sebagai nilai-nilai, mau berbuat baik dan berdampak baik terhadap lingkungan yang berpateri dalam diri dan terjawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga serata olah rasa dan karsa seseorang atau kelompok orang. Sehingga dengan kata lain, karakter dimaknai sebagai kualitas yang baik dalam arti tahu kebaikan, mau berbuat baik, nyata dan berperilaku baik yang secara koheren memancar sebagai olah hati, olah raga, olah rasa dan olah karsa.
            Berdasarkan arti kata pendidikan dan karakter maka dapat disimpulkan pendidikan karakter adalah pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan yang baik itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sungguh-sungguh.
Implementasi Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi mengemban misi dari pemerintah untuk mengembangkan pendidikan krakter bagi mahasiswanya. Pendidikan karakter di Perguruan tinggi merupakan kelajutan implementasi pendidikan karakter di sekolah ( PAUD sampai SMA). Namun, pada Perguruan Tinggi, implementasinya pada tiga pilar kegiatan  Tridharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyrakat. Berikut implementasi pendidikan karakter pada pilar Tridharma perguruan tinggi  yang mencakup pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat:
Implikasi Pendidikan Karakter dalam Bidang Pendidikan
Kegiatan dalam bidang pendidikan meliputi kulikuler, ko-kulikuler maupun ekstrakulikuler. Pada kegiatan kulikuler dilaksanakan di kelas dengan menerapkan prisip terintregasi pada semua mata kuliah. Materi kuliah yang berkaitan dengan norma-norma  atau nilai-nilai perlu dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pembelajaran nilai/karaker tidak hanya pada kognitif, tetapi juga berkaitan pada internalisasi nyata dalam kehidupan mahasisiwa sehari-hari.
Khusus untuk mata kuliah agama, pendidikan kewarganegaraan, ilmu sosial dan budaya dasar sesuai dengan misi kulikuler dasar mengembangkan nilai dan sikap, maka pengembangan nilai / karakter harus menjadi fokus utama yang dapat menggunakan berbagai strategi/metode pendekatan niai dengan lebih banyak memberi contoh, mengajak praktek di lapangan, serta menunjukan perilaku yang baik, menjadi panutan bagi peserta didik.Sedangan untuk mata kuliah umum karaker harus dikembangkan sebagai dampak pembelajaran dan dampak pengiring dengan lebih banyak peserta didik berinteraksi dalam kegiatan sosial.
Dalam kegiatan ko-kulikuler yakni kegiatan di luar kelas tetapi masih berhubungan dengan mata kuliah seperti keegiatan di laboratorium, studio maupan kegiatan di masyarakat. Sedangkan kegiatan ekstara kulikuler yakni kegiatan yang bersifat umum dan tidak berhubungan langsung dengan mata kuliah  seperti kegiatan pengembangan bakat, minat dan inovatif, kreatif dan lain sebagainya, perlu dikemabngakkankan proses pembiasaa dan penguatan yang diyakini mapampu menguatkan pengembangan nilai/karakter secara kontestual seperti pramuka, karya ilmiah dan lain sebagainya.
Implementasi Pendidikan Karakater dalam Bidang Penelitian
Dalam kegiatan penenelitian, implementasi pendidikan karakter dilaksanakan oleh dosen dan mahasisiwa dengan mematuhi kaidah atau norma/ etika akademik sesuai dengan prinsip otonomi keilmuan. Etika akademik meliputi: (1). Kejujuran,yakni jujur dalam mengumpulkan bahan pustaka, data, pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil, serta jujur akan kekurangan maupun kegagalan metode yang dipakai dan tidak mengklaim yang bukan pekerjaannya;(2). Objektifitas, yakni memilimalisir kesalahan dalam rancangan percobaan, analisis data dan interpretasi data, penilalaian ahli, keputusan pribadi maupun bebas dari pengaruh pemberi dana; (3). Integritas, yakni berupaya menepati semaksimal mungkin sesuai kontrak/perjanjian, melakukan penelitian dengan tulus serta berupaya menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan;(4)Ketelitian, yakni cermat, teliti, dan menghindari kesalahan dengan teratur, mencatat kapan dan dimana pengumpulan data dilakukan;(5). Keterbukaan, yakni terbuka terhadap kritik, saran dan ide-ide baru yang di dapat dari orang lain;(6). Penghargaan terhadap Hak atas Kekayaaan Intelektual, yakni dalam mengumpulkan data, metode atau hasil penelitian harus dengan izin peneliti, tidak melakukan plagiasi, serta menuliskan narasumber;(7). Penghargaan terhadap kerasahasian responden, yakni menjaga kerahasiaan data pribadi, kesehatan dan data lain yang yang dianggap rahasia; (8). Publikasi yang terpercaya, yakni melakukan publikasi penelitian yang sama tidak secara berulang-ulang pada media yang sama;(9). Penghargaan terhadap rekan kerja, yakni dengan menempatkan penulis pertama yng memiliki konstribusi besar;(10) Tanggung jawab sosial, yakni beruapaya agar hasil penelitiannya bermnafaat bagi orang lain;(11). Mengutamaka keselamatan manusia, yakni meminimalisir efek negatif, menghormati hak asasi manusia, privasi dan hak objek penelitian.
Pelanggaran etika akademik yang sering dilakukan mahasiswa adalah plagiatisme seperti dalam mengumpukan tugas dan meulis skripsi mahasiswa sering menggunakan ide-ide, kata-kata, pekerjan mahasiswa lain serta mendownload dari internet tanpa menuliskan narasumbernya.
Implikasi Pendidikan Karakter dalam Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat
Program pengabdian masyarakat diarahkan pada pemanfaatan dan penerapan hasil penelitian untuk kesejahteraan dan kemajuan masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat dapat dipresepsi sebagai industri pelayanan, dikembangkan dalam bentuk pendidikan kepada masyarakat, pelayanan masyarakat, pengembangan wilayah kaji, kajia tindak dan kuliah kerja nyata. Dalam pelaksanaannya, sasaran pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan di perkotaan, pedesaan, pemerintah maupun swasta.

BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan karakter di Perguruan tinggi merupakan kelajutan dari pendidikan karakter yang lebih rendah. Pengembangan karakter di Perguruan tinggi mencakup tiga pilar Tridharma yakni pada bidang pendidikan melalui kegiatan kurikuler, ko-kulikuler dan ekstrakulikuler, bidang penelitian penerapan pendidikan karaker dilakukan dengan cara mematuhi kaidah atau norma/etika akademik sesuai dengan prinsip otonomi keilmuan dan dalam  bidang pengabdian kepada masyarakat pendidikan karakter dilaksananakan dalam bentuk pendidikan kepada masyarakat, pelayanan  kepada masyarakat, penembangan wilayah kaji dan kuliah kerja nyata.
Saran
Untuk memperkokoh pendidikan karaker pada tiga pilar tridharma, Perguruan Tinggi hendaknya membuat Pusat Pengembangan Budaya untuk mendukung visi, misi dan tujuan Perguruan Tinggi, baik dalam jangka waktu pendek, menengah maupun panjang.

DAFTAR PUSTAKA
Echols, John M. & Shadily, Hasan. 1987. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta : Gramedia.

Republik Indonesia.2003. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas

Google. 2010. Kebijakan Nasional Pembangunan Karaker  Bangsa. (online), diambil dari http://www.kebijakan-nasional-pembangunan-karakter.html., diakses pada 13 Januari 2013

Republik Indonesia.2010. PP No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.


Ryan, Kevin & Bohlin, Karen E.. 1999. Building Character in Schools : Practical Ways to Bring Moral Instruction to Life. San Francisco : Jossey Bass

Baca juga: one piece episode 812 subtitle indonesia

No comments:

Post a Comment

Popular Posts